Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Bertemu Wali Kota Depok, Sadiaga Bahas Normalisasi Kali Ciliwung

detiknews - Jakarta - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno bertemu dengan Wali Kota Depok Mohammad Idris. Selain bersilaturahmi, Sandiaga juga membahas kerjasama normalisasi Kali Ciliwung untuk mencegah banjir. "Intinya saya bisa menangkap apa yang disampaikan Pak Wali tadi intinya adalah pembangunan yang berkesinambungan. Masalah pengelolaan banjir dari hulu, alangkah baiknya kita bicara dari sebelum Oktober dan begitu Oktober kita bisa langsung mengelola," kata Sandiaga di Jalan Alternatif Cibubur, Depok, Selasa (1/8/2017). Sandiaga mengaku sedang mendata beberapa kerjasama yang dapat dijalin dengan kota Depok. Dirinya juga mengaku mendapat permintaan untuk masalah kemacetan yang ada di Jakarta. "Tadi banyak isu-isu yang berkembang mulai dari traffic , mulai dari kerja bagaimana permasalahan yang selama ini. Rupanya menjadi PR yang harus kita selesaikan," tuturnya. Sementara itu, Idris mengaku persoalan banjir ak

Melihat Perkebunan Ganja Medis di Queensland

detiknews - Jakarta - Sebuah perkebunan ganja untuk medis di Queensland, Australia, membuka pintu untuk pertama kalinya untuk menawarkan gambaran eksklusif mengenai fasilitas rahasia yang sedang dibangun tersebut. Perkebunan Medifarm, yang berbasis di Sunshine Coast, memiliki lisensi khusus yang diberikan Pemerintah Australia untuk mengolah dan memproduksi ganja medis. Bila kebun ini aktif dan mulai beroperasi, diperkirakan akan menghasilkan minyak ganja yang diperuntukkan bagi warga Australia dengan kondisi medis tertentu. Pengaturan keamanan ketat diberlakukan untuk memastikan lokasi perkebunan ini tidak akan terganggu. Pendiri Medifarm Adam Benjamin mengatakan keamanan tentu saja penting saat menanam tanaman kontroversial semacam itu. "Kami menawarkan solusi keamanan yang fokus pada tidak adanya kebocoran. Artinya jika ada potensi ancaman di luar, atau bahkan pemindahan produk dari kebun untuk didistribusikan, setiap saat harus dilacak dan dipertanggungjawabkan,&

Wiranto Jengkel dan Sedih Lihat Pungli di Pemerintah

detiknews - Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto marah dengan maraknya pungutan liar (pungli) di lingkungan pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Wiranto pun menyebut bila rumor jual beli jabatan masih ada hingga kini. "Masalah jual beli jabatan betul sekali, memang menjengkelkan sekali, masuk pendidikan itu membayar," kata Wiranto saat acara dengan para pemimpin redaksi media di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2017). Wiranto juga mengaku bingung dengan banyaknya pungutan liar untuk masuk sekolah. Padahal pemerintah sudah membuat kebijakan membantu pembangunan sekolah. "Kemudian tatkala kemarin ada kebijakan membantu pembangun sekolah, diizinkan dari dana BOS, diizinkan dari dana partisipasi, itu langsung banyak pungli lagi, harus betul-betul kita waspada," kata Wiranto. Selain itu, Wiranto mengaku sedih adanya pungutan liar dalam dunia pendidikan.

Putus Mata Rantai Rubela, 145.930 Anak Solo Diimunisasi

detiknews - Solo - Sebanyak 145.930 anak di Kota Solo mendapatkan imunisasi campak dan rubela (MR) mulai hari ini, Selasa (1/8/2017). Pencanangan kampanye imunisasi MR dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo di PAUD Ceria, Kelurahan Punggawan, Banjarsari, Solo. "Kami targetkan 100 persen anak harus terimunisasi. Artinya seluruh anak wajib ikut. Dari camat, lurah, RT, RW harus menyosialisasikan kepada warganya, jangan sampai ada orang tua yang tidak tahu," ungkap Purnomo kepada wartawan. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Siti Wahyuningsih, mengatakan imunisasi diberikan kepada seluruh anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun, baik yang bersekolah maupun tidak. "Ini sangat penting untuk memutus mata rantai rubela. Imunisasinya sekarang, tetapi manfaatnya bukan untuk untuk anak tersebut, melainkan untuk anak mereka nanti," ungkap Ning, sapaannya. Dia menjelaskan, rubela merupakan penyakit dengan gejala ringan, namun berdampak sang

Pemancing Tewas Tercebur di Tanjung Emas Semarang

detiknews - Semarang - Seorang pemuda dievakuasi dalam kondisi tewas di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Korban bernama Jefri Wahyu Ramadhan (20) itu tercebur ketika sedang memancing. Humas Basarnas Jateng, Jupri Wicaksono, mengatakan dari laporan yang diterima korban sedang memancing dengan dua rekannya sekitar pukul 01.00 WIB dini hari tadi. Tanpa tahu penyebabnya, korban tercebur ke laut, tepatnya di samping Sriboga. "Tiba-tiba jatuh dan temannya tidak bisa melakukan pertolongan," kata Jupri pada detikcom, Selasa (1/8/2017). Dua teman korban langsung meminta pertolongan dan petugas serta keluarga berusaha mencari pemuda warga Tegalsari Perbalan RT 03 RW 03 itu. Tim Basarnas juga turun tangan melakukan pencarian. Setelah dilakukan penyisiran, ternyata korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia. Lokasinya tidak jauh dari tempat pertama terjatuh. "Ditemukan sekitar jam 10.00. Masih di sekitar lokasi," tandas Jupri. Jenazah korban lan

KPK Masih Butuh Penjelasan Polri Soal Tim Gabungan Teror ke Novel

detiknews - Jakarta - Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menegaskan pihaknya masih menunggu penjelasan lengkap Polri terkait tim gabungan yang dibentuk terkait penanganan teror ke Novel Baswedan. KPK menunggu penjelasan tersebut sebelum memutuskan ikut tidaknya bergabung dalam tim. "Kami berharap ada tim dari Polda dan Mabes Polri untuk menjelaskan model dan tanggung jawab dari masing-masing instansi. Kami dengarkan dulu penjelasan lebih rinci," kata Syarif kepada wartawan di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (1/8/2017). Menurut Syarif, tim gabungan yang disodorkan Polri untuk membuka keterlibatan KPK dalam penanganan kasus teror terhadap Novel memang sudah disampaikan. Namun belum ada tindaklanjut atas rencana menggandeng KPK dalam tim. Sementara itu soal pemeriksaan Novel oleh polisi, Syarif mengatakan KPK siap memberikan pendampingan. KPK menurut Syarif menunggu kesiapan polisi. "Tinggal nunggu dari Polda saja kapan mereka siap. Kita sudah sia

Pastor Filipina Ditangkap Atas Tuduhan Kejahatan Seks Anak

detiknews - Manila - Seorang pastor di Filipina telah ditangkap atas tuduhan kejahatan seks anak. Dia ditangkap setelah dirinya kedapatan sedang bersama seorang anak perempuan berumur 13 tahun yang diperolehnya dari seorang germo. Pihak gereja Katolik dan kepolisian Filipina kini tengah melakukan penyelidikan terpisah atas kasus pastor bernama Arnel Lagarejos tersebut. Pria tersebut ditangkap di pinggiran ibu kota Manila pada Jumat (28/7) lalu. Demikian disampaikan pensiunan uskup Oscar Cruz seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/8/2017). Dikatakan Cruz yang memimpin penyelidikan gereja atas kasus ini, Lagarejos, seorang pastor paroki dan kepala sebuah sekolah agama di dekat Manila, diamankan polisi setelah anak perempuan tersebut diserahkan kepadanya oleh seorang germo. Tidak disebutkan lebih detail mengenai kronologi penangkapannya. Atas insiden ini, pastor tersebut telah diskorsing dari semua tugasnya di keuskupan dan di sekolah agama yang dipimpinnya. Pastor t

Dimas Kanjeng Divonis 18 Tahun, Pengikut Menangis

detiknews - Probolinggo - Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengajukan banding setelah divonis 18 tahun penjara. Para pengikutnya menangis haru dan berusaha menguatkan hati maha gurunya itu. Dimas Kanjeng mengaku tidak bersalah dan tidak pernah membunuh mantan pengikutnya Abdul Ghani. "Saya tetap tidak terima lah. Saya tidak membunuh divonis 18 tahun penjara. Dari itu, saya lebih baik mengajukan banding saja. Saya sadar sebagai warga negera yang baik, saya hargai proses hukum tapi ini saya kira di luar dugaan saya," kata Dimas Kanjeng usai menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri (PN) Kraksaan, Probolinggo, Selasa (1/8/2017). Pengikut menangis haru saat maha guru mereka dijatuhi vonis 18 tahun penjara. Foto: M RofiqDimas Kanjeng yang mengenakan baju batik warna hijau ini optimistis bandingnya dikabulkan oleh hakim Pengadilan Tinggi Jawa Timur (PT Jatim)."Kan masih ada sidang berikutnya. Kita lihat saja nanti seperti apa pada sidang berikutnya karena kami telah meng

Pesta Miras dan Narkoba di Kontrakan, 6 Pria Ditangkap Polisi

detiknews - Jakarta - Polisi dari Polsek Sukamjaya, Depok menggerebek sebuah rumah kontrakan dan menangkap 6 pria yang sedang berpesta miras dan narkoba. Mereka ditangkap setelah polisi menerima laporan warga. "Saksi melihat ada 5 Unit Sepeda Motor berada di luar kontrakan dan tidak ada orangnya di luar," ujar Pjs Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus dalam keterangannya, Selasa (1/8/2017). Saksi dan warga kemudian masuk ke dalam rumah kontrakan karena curiga dengan kegiatan penghuninya. Saat masuk ke dalam rumah saksi melihat para pelaku sedang asyik menikmati miras dan berpesta narkoba. "Lalu saksi memanggil warga untuk menyaksikan dan menegur si pengontrak rumah, lalu saksi masuk ke dalam kontrakan tersebut bersama dengan warga dan didapat ada orang yang diduga sedang pesta miras dan narkoba. Kemudian saksi menelpon Bhabinkamtibmas," katanya. Polisi langsung menuju lokasi dan berhasil mengamankan barang bukti narkoba berupa sabu seberat

Kata Jokowi soal Pertemuan dengan Kapolri Bahas Kasus Novel

detiknews - Sleman - Presiden Joko Widodo menjawab singkat terkait isi pertemuan dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian membahas kasus Novel Baswedan. Ia meminta kasus tersebut diusut tuntas. "Saya kira sudah disampaikan Kapolri kemarin ya intinya, saya perintahkan untuk segera dirampungkan," ujar Jokowi di MTsN 10 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (1/8/2017). Jokowi enggan membeberkan isi pertemuan lebih lanjut. Ia langsung beranjak dari lokasi wawancara. Sebelumnya, Tito sudah menghadap Jokowi menyampaikan perkembangan terkini kasus yang menerpa penyidik senior KPK tersebut. Seusai pertemuan, Tito memaparkaan sketsa terbaru yang diduga pelaku penyiraman air keras Novel. "Ini adalah dari saksi yang sangat penting karena 5 menit sebelum kejadian ada di dekat masjid. Dia mencurigakan yang kami duga dia pengendara sepeda motor," kata Tito dalam konferensi pers seusai pertemuan di kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, J

RI Diserbu Narkoba, Kejagung Inventarisir yang Akan Dieksekusi Mati

detiknews - Jakarta - Di tengah serbuan narkoba dari kartel dunia yang datang ke Indonesia, eksekusi mati gembong narkoba tak kunjung dilaksanakan. Kejaksaaan Agung (Kejagung) mengaku baru menginventarisir datanya. "Sekarang lagi dipersiapkan datanya, diinventarisir semua datanya, dikumpulkan semua," kata Jaksa Agung Muda bidang Pidana Umum (Jampidum) Noor Rachmad, di Kejaksaan Agung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017). Noor belum mau menyebutkan kapan dilakukan eksekusi mati jilid IV. Saat ini Kejagung sedang mengumpulkan data-data para terpidana mati, data-data yang disimpan akan dievaluasi kembali. "Tunggu lah, kan kalau jadwalnya sudah disiapkan dikasih tahu semua. Nanti baru diinfokan,"ujar Noor. Namun, dia masih menutup rapat-rapat siapa yang akan dieksekusi di jilid IV. Apakah diantara 10 terpidana mati yang tertunda eksekusinya pada 2016 kemarin akan dilakukan tahun ini? Noor mengatakan nama-nama itu masih dievaluasi, termasuk

Ada Pembatas Trotoar Sederhana di Jl Casablanca, Efektifkah?

detiknews - Jakarta - Masih ada saja oknum pengendara nakal yang menyerobot trotoar untuk melintas. Padahal trotoar adalah hak dari pejalan kaki. Di Jalan Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan ada trotoar yang diberi pembatas sederhana. Pembatas itu terletak di dekat jembatan penyeberangan yang ada di depan sebuah sekolah. "Iya (pembatas jalan dipasang) untuk mengamankan lokasi ini supaya motor nggak naik," ujar seorang petugas lalu lintas yang enggan disebut namanya saat bertugas di lokasi, Selasa (1/8/2017). Foto: Pembatas trotoar di Jl Casablanca (Heldania Utri Lubis-detikcom)Trotoar ini pun terlihat ramai pejalan kaki. Para pemotor juga tak terlihat melintas di trotoar ini. Pembatas trotoar itu terbuat dari pipa atau bambu yang dicat kemudian disambungkan dengan tali. Pada bagian bawahnya ditempelkan ke ember kecil dengan semen. Sejumlah driver ojek online memenuhi tepi jalan untuk menunggu para penumpang. Mereka tak naik ke trotoar karena ada pembata

Bupati: Pembebasan Lahan Bandara Purbalingga Selesai Tahun Ini

detiknews - Purbalingga - Rencana pembangunan dan pengembangan Pangkalan Udara (Lanud) Jenderal Soedirman menjadi bandar udara komersial saat ini dalam tahap pembebasan lahan. Dibutuhkan lahan 5 hektare untuk memperpanjang runway sebelum nantinya diserahkan kepada PT Angkasa Pura II (Persero). "Tahun ini pembebasan tanah sekitar 4,5 hektare di Kemangkon, Purbalingga. Harapannya 2018 DED (detail engineering design) master plan Bandara Wirasaba yang sekarang sudah menjadi Bnadara Jenderal Soedirman selesai. Tahun 2018-2019 akan ditangani Angkasa Pura II untuk dibangun," kata Bupati Purbalingga, Tasdi, Selasa (1/7/2017). Menurut dia, permintaan agar pihaknya menyelesaikan pembebasan lahan tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat Rakernas Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) di Jakarta. "Beliau (Presiden) sampaikan, (Pemkab) Purbalingga tahun ini tolong dilengkapi pembebasan tanah yang kurang 5 hektare," jelasnya. B

Polisi Panggil 2 Keponakan Sugiarti Terkait Order Fiktif Go Food

detiknews - Jakarta - Tersangka Sugiarti alias Arti mengaku dibantu oleh dua keponakannya saat melakukan teror order fiktif kepada Julianto Sudrajat. Polisi juga akan memanggil kedua keponakan Sugiarti untuk dimintai keterangan. "Kita akan panggil untuk dimintai keterangannya," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana di Mapolres Jakarta Timur, Jatinegara, Selasa (1/8/2017). Sugiarti dibantu dua keponakannya yang berinisial FH dan R. Sapta mengatakan keterlibatan kedua keponakan Sugiarti sebagai pemesan order fiktif tersebut. "Dua keponakannya ini baru muncul setelah kami periksa Sugiarti. Keponakannya ini hanya membantu memesan," kata Sapta Polisi juga menyita telpon genggam milik Sugiarti. Polisi mentafsir lerugian yang dialami Julianto kurang lebih sekitar Rp 2 juta. Polisi telah menetapkan Sugiarti alias Arti sebagai tersangka kasus order fiktif Go Food yang mengatasnamakan Julianto Sudrajat. Dalam aksinya, Sugiarti diba

Istri Ismail Ngamuk: Vonis 18 Tahun Dimas Kanjeng Terlalu Ringan!

detiknews - Probolinggo - Istri Ismail Hidayah, Bibi Rasenjam turut mengikuti sidang vonis Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Pengadilan Negeri (PN) Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Mendengar Dimas dijatuhi 18 tahun, Bibi kecewa dan tidak terima putusan hakim. Vonis 18 tahun kepada Dimas ini terkait kasus pembunuhan Dimas kepada muridnya yang bernama Abdul Ghani. Sedangkan, suami Bibi, juga merupakan korban pembunuhan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng, namun kasusnya belum disidangkan. Kedatangn Bibi, ini membuat suasana PN Kraksaan mendadak jadi ramai dan memantik perhatian ratusan para pengikut Dimas Kanjeng. Pasalnya, Bibi mengamuk dan berteriak. Minta keadilan ke pihak majelis hakim. "Hai majelis hakim, pembunuh kok divonis ringan, ada apa ini. Pembunuh kok hanya divonis 18 tahun penjara, mau di kemanakan keadilan ini!" teriak Bibi Rasenjam, di depan ruang persidangan PN Kraksaan, Selasa (1/8/2017). Bibi terus berteriak karena tidak terima putusan ters

Dishub dan BPTJ akan Tertibkan Ojek-Angkot yang Ngetem di Dukuh Atas

detiknews - Jakarta - Dishub DKI Jakarta dan Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana menertibkan kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Angkutan dan ojek online yang mangkal sembarangan akan ditertibkan. "Kalian lihat kan Dukuh Atas, Palmerah di mana-mana semrawut. Nah itulah tanggung jawab kami di mana bisa mengatur itu, kemacetan karena mencari angkutan umum," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono usai rapat di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2017). Bambang menjelaskan sudah mendapat izin dari Pemprov DKI untuk menggunakan lahan milik PD Pasar Jaya. Sehingga ojek online atau bukan serta angkutan umum tidak lagi mangkal sembarangan di pinggir jalan. "Kita sudah dapat izin dari gubernur untuk menggunakan lahan kosong milik PD Pasar Jaya. Nanti semua ojek kita kumpulkan di situ, jadi penumpang kita minta ke situ dan tidak ada lagi di pinggir jalan, sehingga jalanan jadi lancar," lanjut Bambang. Selain kawasan D

Busyro Muqoddas Bandingkan Pengusutan Teror Novel dengan Tim 8

detiknews - Jakarta - Tim gabungan pencari fakta (TGPF) independen didorong untuk segera dibentuk agar pengusutan teror terhadap Novel Baswedan cepat tuntas. Mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas membandingkan tim itu dengan tim 8 saat menyelesaikan kisruh KPK dan Polri dalam Cicak Vs Buaya di tahun 2009. "Ketika awal kasus penyerangan terhadap Novel itu terjadi, itu sudah ada sejumlah kalangan masyarakat sipil yang membentuk tim gabungan. Waktu itu kami sampaikan bisa mengambil contoh Pak SBY dulu kasus Cicak Buaya kan membentuk tim 8 dan semuanya adalah unsur sipil. Ada yang polisi tapi sudah mantan," ujar Busyro di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017). Busyro menilai tim seperti itu bisa bekerja efektif dan cepat. Apabila ada usulan agar KPK ikut dalam pengusutan, Busyro menegaskan bila KPK tidak memiliki wewenang dalam perkara tersebut. "KPK bukan lembaga penyidik untuk mencari pelaku kejahatan terorisme pada Novel. Bukan KPK

Jokowi Targetkan Tahun 2020 Indonesia Bebas Campak dan Rubella

detiknews - Sleman - Presiden Joko Widodo mencanangkan kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) hari ini di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia menargetkan Indonesia akan bebas Rubella pada tahun 2020. "Targetnya pada 2020 Indonesia bebas MR. Dan kerjanya harus kita mulai dari sekarang," ujar Jokowi di MTsN 10 Sleman, Selasa (1/8/2017). Jokowi menekankan pentingnya imunisasi ini untuk upaya melindungi anak-anak Indonesia sebagai generasi bangsa. Dia menegaskan bahwa penyakit ini berbahaya dan tidak boleh diremehkan. "Di Indonesia masih kurang dari 1 persen yang sudah mendapatkan imunisasi MR. Idealnya lebih dari 95 persen anak-anak yang harus dapat imunisasi. Ya harusnya 100 persen," imbuhnya. Menurutnya, upaya perlindungan terhadap anak Indonesia dengan imunisasi bukan hal yang baru. Dia mengingatkan sebelumnya ada imunisasi cacar, polio dan tetanus yang telah berhasil dilaksanakan. "Saya percaya sekarang dengan niat yang baik dilaksanakan d

Alex Noerdin soal Jatuhnya Crane: Saya Tak Mau Ini Terjadi Lagi!

detiknews - Palembang - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan ruko yang tertimpa crane dan landasan LRT tidak memiliki IMB. Namun, ia berharap insiden ini tidak terulang. "Coba lihat bangunan itu. Kalau dilihat, saya tidak yakin tidak ada IMB. Masa bangunan seperti itu? Satu meter saja tidak ada berdirinya dari badan jalan, tetapi saya tidak mau ini terjadi lagi," tegas Alex di lokasi kejadian, Palembang, Sumsel, Selasa (1/8/2017). Alex mengakui proyek LRT sedikit mengalami gangguan pasca-insiden ini. Tetapi, Alex yakin proyek LRT rampung tepat waktu. "Memang ada terganggu sedikit karena musibah ini. Tapi musibah kan tidak ada yang tahu. Jadi, saya yakin pada awal Januari (2018) nanti pasti semua (lintasan LRT) sudah selesai," kata Alex. Alex Noerdin meninjau lokasi jatuhnya crane dan landasan LRT Foto: Raja Adil Siregar/detikcomSeperti diketahui, peristiwa jatuhnya crane terjadi pada Selasa (1/8) dini hari. Sebanyak 3 orang terluka akibat peri

Wiranto: Saya Copot Tim Saber Jika Lakukan Pungli

detiknews - Jakarta - Menko Polhukam Wiranto menjamin tim Saber Pungli tidak akan melakukan pungutan liar terhadap siapapun. Jika tim Saber Pungli terbukti melakukan pungutan liar, maka Wiranto tak akan segan mencopotnya. "Kalau ada saya copot sekarang juga karena kalau seperti itu istilahnya ada, pagar makan tanaman, itu enak sekali, jeruk makan jeruk," kata Wiranto saat acara gathering bersama para Pemred media di Kantor Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (1/8/2017). Selain itu, Wiranto mengatakan tim Saber Pungli tidak akan dibubarkan selama pungutan liar masih ada di masyarakat. Bahkan mereka akan terus menyadarkan masyarakat agar tidak ada pungutan liar. "Saya jamin Saber Pungli akan terus berjalan, kita tidak akan capek-capek melakukan ini. Dengan demikian keberlangsungan ini terus jalan, sebelum masyarakat sadar," kata Wiranto. Sebelumnya, tim Saber Pungli sudah melakukan kegiatan operasi tangkap tangan 917 kasus dan menetapkan ter

Sugiarti Tersangka Order Fiktif Go Food, Ini Respons Ayah

detiknews - Jakarta - Yoyok, ayah Sugiarti buka suara soal kasus order fiktif Go Food yang membuat putrinya menjadi tersangka. Yoyok menyebut Sugiarti sudah saling memaafkan dengan Julianto Sudrajat. "Pokoknya yang jelas saya sudah selesai tadi perkaranya ya Pak. Jadi saya cuma mohon maaf, sebelumnya tadi sudah diperiksa dan saling maafkan dan jadi sudah nggak ada apa-apa lagi sudah, " ujar Yoyok di kediamannya Jl Kayu Manis, Jakarta Timur, Selasa (1/8/2017). Pemeriksaan terkait kasus order fiktif menurut Yoyok berlanjut hingga pagi tadi. Sugiarti pun sudah berada di rumahnya. "Pokoknya pagi sekarang sudah selesai," sambungnya. Yoyok menolak menjawab soal materi pemeriksan putrinya. Dia langsung buru-buru masuk ke dalam rumah. "Pokoknya saya sudah cukup segitu pak, saya nggak bisa ngasih komentar apa-apa. Banyak (pertanyaan), pokoknya banyak, sudah jelas gitu ya. Saya nggak bisa jawab, terima kasih, maaf. Assalamualaikum," imbuh Yoyok. Kapolres J