
"Kami targetkan 100 persen anak harus terimunisasi. Artinya seluruh anak wajib ikut. Dari camat, lurah, RT, RW harus menyosialisasikan kepada warganya, jangan sampai ada orang tua yang tidak tahu," ungkap Purnomo kepada wartawan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Siti Wahyuningsih, mengatakan imunisasi diberikan kepada seluruh anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun, baik yang bersekolah maupun tidak.
"Ini sangat penting untuk memutus mata rantai rubela. Imunisasinya sekarang, tetapi manfaatnya bukan untuk untuk anak tersebut, melainkan untuk anak mereka nanti," ungkap Ning, sapaannya.
Dia menjelaskan, rubela merupakan penyakit dengan gejala ringan, namun berdampak sangat besar. Jika rubela menyerang wanita hamil berusia di bawah 3 bulan, maka anak yang dilahirkan akan mengalami cacat.
"Anak yang dilahirkan bisa cacat, otaknya tidak berkembang, mengalami kebutaan, cacat fisik, gangguan jantung. " ujarnya.
Pelaksanaan imunisasi MR dibagi menjadi dua tahap. Selama Agustus, imunisasi dilakukan di sekolah-sekolah. Sedangkan September, imunisasi dilakukan di Pos MR.
"Ada 715 sekolah mulai dari PAUD sampai SMP. Jadwalnya kita sesuaikan dengan Dinas Pendidikan. Sedangkan di luar sekolah ada 1.230 Pos MR," tandasnya.
Program tersebut juga dilaksanakan secara nasional. Tahun 2017 diselenggarakan Agustus-September di Pulau Jawa. Kemudian pada 2018 dilaksanakan di luar Jawa pada bulan yang sama. Pada 2019, imunisasi MR akan menjadi imunisasi rutin. (mbr/mbr)
Comments
Post a Comment