Skip to main content

Busyro Muqoddas Bandingkan Pengusutan Teror Novel dengan Tim 8

detiknews - detiknews Jakarta - Tim gabungan pencari fakta (TGPF) independen didorong untuk segera dibentuk agar pengusutan teror terhadap Novel Baswedan cepat tuntas. Mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas membandingkan tim itu dengan tim 8 saat menyelesaikan kisruh KPK dan Polri dalam Cicak Vs Buaya di tahun 2009.

"Ketika awal kasus penyerangan terhadap Novel itu terjadi, itu sudah ada sejumlah kalangan masyarakat sipil yang membentuk tim gabungan. Waktu itu kami sampaikan bisa mengambil contoh Pak SBY dulu kasus Cicak Buaya kan membentuk tim 8 dan semuanya adalah unsur sipil. Ada yang polisi tapi sudah mantan," ujar Busyro di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017).

Busyro menilai tim seperti itu bisa bekerja efektif dan cepat. Apabila ada usulan agar KPK ikut dalam pengusutan, Busyro menegaskan bila KPK tidak memiliki wewenang dalam perkara tersebut.

"KPK bukan lembaga penyidik untuk mencari pelaku kejahatan terorisme pada Novel. Bukan KPK, sehingga ranah KPK bukan untuk menemukan pelaku itu dan nggak boleh KPK masuk, bukan kewenangannya," ujar Busyro.

Menurut Busyro, waktu yang berlalu hampir 4 bulan sejak Novel diteror itu dan tak ada kejelasan siapa pelakunya menjadi hal yang seharusnya direspons Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan cepat. Busyro pun mempertanyakan langkah konkrit Jokowi terkait teror ke Novel tersebut.

"Apa makna Presiden menemukan data 110 hari penyerangan Novel tidak ada prestasi dari Polri. Kembali pada pertanyaan presiden, sesungguhnya apa sih yang diinginkan presiden, saya sendiri nggak paham," ucap Busyro.

Terkait TGPF independen itu, Busyro menyarankan agar tim itu berada di luar Polri. Rekam jejak anggota tim itu pun harus jelas.

"Sekarang, kalau pun sudah telat, kalau Presiden mau menunjukkan konsistensinya, dibentuk tim gabungan yang independen. Kata indepenpen itu apa, terdiri dari sejumlah orang yang memiliki kompetensi, track record dan kapasitas yang memadai dari kasus ini dan tidak terlibat dengan orang-orang yang diduga punya konflik kepentingan individual dan konstitusional. Ya di luar Polri. Mau nggak presiden kalau memenuhi Nawacitanya?" ucap Busyro.

Novel saat ini masih berada di Singapura untuk menjalani pengobatan terhadap kedua matanya yang terpapar air keras pada 11 April lalu. Sedangkan kabar terakhir yaitu pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Untuk kesekian kali, Jokowi meminta pengusutan kasus itu agar segera dituntaskan.

(dhn/fjp)

Comments

Popular posts from this blog

Pria yang Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Diduga Bunuh Diri

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah terjatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1 Surabaya. Pria yang identitasnya belum diketahui itu diduga bunuh diri. "Korban diduga bunuh diri," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). Bunuh diri menjadi dugaan karena tidak ada saksi mata yang mengetahui langsung pria tersebut meloncat dari lantai atas. Security TP, Budi Harianto, hanya mendengar suara benda jatuh yang ternyata adalah tubuh pria itu. Dari informasi yang dihimpun, indikasi bahwa kejadian tersebut merupakan bunuh diri adalah ditemukannya sepasang sandal di parkiran lantai 5 TP 1. Dari lokasi parkir itulah pria tersebut terjun bebas. Dan diduga sandal tersebut adalah sandal pria itu. Indikasi lainnya adalah telapak kaki pria itu berwarna putih saat ditemukan. Warna putih itu diduga adalah kapur atau cat kering. Diduga pria itu sempat memanjat tembok atau pagar di lantai atas TP 1 sebelum melakuk

Seorang Pria Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Surabaya

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah jatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1. Belum diketahui identitas pria tersebut. "Kami mendapat laporan peristiwa itu pukul 21.30 WIB," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). David mengatakan, pria tersebut terjun dari lokasi parkir yang ada di lantai 5 TP 1. Pria tersebut ditemukan dalam keadaan telentang oleh saksi yakni security TP, Budi Harianto. Budi juga yang pertama kali mendengar ada suara benda jatuh yang ternyata adalah pria itu. Tidak ada darah di tempat pria itu jatuh. Diduga pria tersebut jatuh dengan kaki terlebih dahulu menyentuh tanah. Indikasi itu terlihat dari tulang pinggul pria itu yang patah. Selain itu mata kaki kanan dan siku tangan kiri juga patah. "Kami tak menemukan identitas pada diri pria tersebut," tandas David. (iwd/bdh)

Pasangan Khofifah Diumumkan November Mendatang

detiknews - Surabaya - Calon pasangan bakal calon gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan diketahui pertengan Bulan November 2017. Sudah ada 8 nama yang salah satunya akan dipilih untuk mendampingi Khofifah. "Kita tidak boleh tergesa-gesa dan lambat. Kalau tergesa-gesa itu dari syaiton (setan) hasilnya. Tapi kalau lambat, juga tidak boleh.," jelas KH. Asep Syaifuddin Chalim kepada wartawan usai pertemuan kiai-kiai yang tergabung tim 17 di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Wonocolo, Surabaya, Kamis (19/10/2017) malam. Tim 17 malam yang diikuti KH. Sholahudin Wahid, KH. Asep Syaifuddin Chalim, KH. Hisyam Safaat, KH. Suyuti Toha, KH. Yusuf Nuris, KH. Afifudin Muhajir, KH. Mas Mansur, KH. Mutam Muchtar, KH. Yazid Karimullah, KH. Wahid Badrus, Choirul Anam, dan yang lainnya ini mengadakan pertemuan untuk menjaring 8 nama bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur untuk Khofifah. Kiai Asep merahasiakan nama delapan nama yang terdiri dari unsur birokrasi,