
Listrik yang dihasilkan dari PLTPB Baturraden akan dijual ke PLN dengan harga yang sudah ditetapkan. Tahun 2022 nanti listrik sudah bisa dijual ke PLN.
Dana sekitar 75 juta dollar AS dalam proyek PLTPB tersebut. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur hingga eksplorasi panas bumi di wilayah tersebut.
"Investasi PT SAE hingga saat ini 35 juta dolar. Rencananya sampai tahapan eksplorasi selesai sekitar 75 juta dolar. Sampai hari ini kita belum sampai pengeboran, kita baru buat jalan," kata Direktur PT SAE, Bregas H Rochadi, di lokasi proyek wallpad H di Banyumas.
Menurutnya yang berada di atas Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Banyumas ini ditargetkan mulai dilakukan tahap pengeboran pada kuartal ke empat tahun 2017.
"Pengeboran pertama kuartal keempat tahun ini atau sekitar bulan Oktober - Desember. Ini masih tahap eksplorasi, tahap ekplorasi adalah tahap kedua yang harus dijalanankan untuk pengembanggan panas bumi," katanya.
Menurutnya pada tahap pertama adalah studi permukaan atau survei pendahuluan, dari survei pendahuluan didapatkan perkiraan dimana lokasi panas bumi yang ada sehingga bisa menentukan titik titik pengeboran.
Untuk tahap pertama kata dia, pihaknya melakukan tiga lubang pengeboran untuk membuktikan apakah benar hasil studi pendahuluan tadi di area tersebut akan menghasilkan listrik 220 Megawatt.
Dari studi permukaan terdapat sekitar 22 titik lokasi panas bumi, tapi hanya 2 yang dibuka pada tahap eksplorasi ditahap awal ini, yakni di wallpad H dan F dengan luas masing-masing 1,5 hektar. Total dari 2 titik sekitar 3 hektar.
"1,5 hektar bagian utamanya tempat berdirinya drilling rights (alat mengebor), selain itu akan ada berbagai peralatan untuk penunjang dan juga tempat kerja, kantor material yang diperkukan selama pengeboran, yang dibutuhkan pengeboran termasuk tempat pembuangan limbah pengeboran," ujarnya.
Untuk di wallpad H nantinya proses pengeboran akan dilakukan hingga kedalaman 3.500 meter diatas permukaan lokasi wallpad yang berada di ketinggian 2.000 Mdpl.
Sementara untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran air sungai yang keruh akibat proses pembukaan lahan dilokasi proyek PLTPB, pihaknya telah melakukan berbagai antisipasi dengan membuat sistem penyaringan air dan drainase di beberapa titik di wallpad H, sehingga diharapkan air dari lokasi proyek tidak lagi keruh.
"Sekarang sudah ada perbaikan sehingga air sungai tidak keruh lagi," katanya.
Selain itu, tanah yang dibuka melalui tahap penebangan hutan lindung, langsung dilakukan pengerasan dan ditutup menggunakan terpal. Tujuannya agar ketika hujan turun air yang mengalir tidak langsung membawa lumpur tanah masuk ke dalam aliran sungai.
Dia menjelaskan jika proyek PLTPB Baturraden merupakan bagian dari program pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional dan PT SAE mendapat tugas dari pemerintah untuk membangun PLTPB Baturraden dan listrik yang dihasilkan dijual ke PLN dengan harga yang sudah ditetapkan.
"Dari pemerintah, proyek ini masuk dalam proyek 10.000 megawatt tahap kedua dan sudah dimasukkan dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) PLN, dan berdasarkan perjanjian dengan PLN, PT SAE harus mengalirkan listrik ke badan usaha milik negara itu pada tahun 2022. Jadi kalau PT SAE telat akan didenda oleh PLN," katanya.
(arb/bgs)
Comments
Post a Comment