
"Ini sesuatu yang patut kita syukuri," kata Menag Lukman, Rabu (14/9/2016).
Selama dua pekan terakhir, Menag Lukman memang terus meninjau pelaksanaan haji sampai detail. Dia ingin memastikan semua berjalan lancar dan pelayanan jemaah terpenuhi dengan baik. Kunjungan ke jemaah pun terus berjalan. Sejauh ini, dia melihat hasilnya cukup baik.
Meski begitu, pekerjaan belum selesai. Masih ada prosesi pemulangan jemaah dan pergerakan jemaah gelombang dua ke Madinah. Untuk saat ini, semua patut disyukuri, namun tidak untuk berpuas diri.
Berikut wawancara lengkap Menag Lukman dengan tim dari Media Center Haji (MCH) terkait perkembangan haji terkini:
Bagaimana pantauan tiga hari lontar jumrah di Jamarat dan Mina?
Alhamdulillah, sejak kemarin kita semua memantau pelaksanaan lontar jumrah oleh para jemaah haji Indonesia. Sampai dengan pagi ini Alhamdulillah berjalan dengan lancar meskipun tadi suasananya sangat padat, tapi mengalir sehingga lancar. Ini tentu sangat didukung oleh petugas kita yang terus-menerus memberitahukan kepada para jemaah haji kita untuk melontar jumrah pada waktunya, dan itu juga dibantu dengan kepatuhan para jemaah kita yang sebagian besar mentaati peraturan, baik yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi maupun petugas haji Indonesia terkait dengan waktu-waktu yang dianjurkan dan yang dilarang sehingga pelaksanaan lontar jumrah sejak hari Aqabah kemarin sampai dengan hari ini berjalan dengan lancar. Ini sesuatu yang patut kita syukuri.
Apa Imbauan kepada jemaah pasca Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina-red)?
Setelah lontar jumrah selesai bagi yang nafar awal, maka menurut saya jemaah perlu beristirahat, jangan langsung memforsir melakukan ifadlah (tawaf rukun haji-red). Perlu sedikit jeda untuk mempersiapkan stamina, baru setelah itu melakukan ifadlah. Saya berharap dalam melakukan ifadlah, jemaah haji Indonesia tetap dalam rombongan jangan terpisah untuk menghindari dari hal-hal yang tidak kita kehendaki.
Terkait banyaknya masukan soal katering, apa evaluasinya?
Di tengah sebagian besar jemaah yang merasa puas, kita juga tidak menutup mata kalau pada sisi katering ada satu dua yang merasakan terkait dengan selera, menu dan ada sebagian yang basi karena dikonsumsinya sudah melebihi waktu yang ditentukan. Masukan yang meski kasuistik tetap kita perhatikan sehingga ke depan lebih baik
Catatan untuk perbaikan ke depan?
Pertama kita mensyukuri terlebih dahulu apa yang sudah kita raih sekarang. Alhamdulillah angkutan udara secara keseluruhan tepat waktu. Hotel di Madinah dan Makkah, juga transportasi darat antar kota, katering, dan lainnya ini sesuatu yang patut kita syukuri bahwa sebagian jemaah merasakan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.
Ke depan yang harus dikembangkan adalah bagaimana kita bisa meningkatkan pelayanan di Arafah dan Mina. Bagaimanapun puncak haji adalah Arafah dan itu perlu ditingkatkan dengan memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada jemaah kita. Misalnya, penyejuk udara lebih diperbaiki, tenda lebih diperbaiki sehingga kenyamanan jamaah dalam beribadah bisa ditingkatkan.
Begitu juga di Mina. problem Mina selalu adalah keterbatasan toilet atau kamar mandi. Pemerintah Indonesia terus mengkomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Arab Saudi agar Mina khususnya kamar mandinya bisa ditambah, seperti di Arafah di tingkat. Kita berharap di Mina juga dalam waktu yang tidak lama bisa diwujudkan.
Di momen haji ini, apa doa Menteri Agama untuk Indonesia?
Indonesia tetap terjaga jati diri keindonesiaannya bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, sangat relijius, sangat memegangi nilai-nilai agama. Nilai agama itulah yang sesungguhnya menjadi faktor yang mampu menjalin, merajut, dan merangkai kemajemukan kita.
Karena kita tahu Indonesia adalah bangsa yang besar dan beragam. Keragaman ini bisa tetap dijaga, dipelihara dan bahkan dirawat dengan baik karena semua kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Inilah sesuatu yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita yang menjadi kewajiban kita sekarang untuk kita kembangkan.
Karenanya, kita berharap, di tengah era globalisasi dan arus informasi yang luar biasa derasnya di mana nilai masuk ke ruang private setiap warga bangsa, bangsa Indonesia tetap terjaga sebagai bangsa yang relijius, tetap memegangi nilai agama sebagai faktor yang ikut menentukan bagaimanan keragaman tetap terjaga dan bagaimana kita mengembangkan bangsa ini ke depan ke arah yang lebih baik, dalam rangka menebarkan kesejahteran dan keadilan sosial.
Apa tanggapan Muslim dunia terhadap jemaah Indonesia?
Saya banyak mendapat masukan. Kemarin saya hadir dalam pertemuan undangan resmi Raja Salman yang mengundang seluruh Amirul Haj, pimpinan misi haji seluruh negara. Saya bertemu dengan misi haji negara lain. Mereka sangat mengapresiasi bahwa Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan manajemen haji. Ini patut kita syukuri.
Misal katering di Maktab 51 (maktab furoda) yang diisi tidak kurang dari 37 negara itu dalam menentukan konsumsinya, mereka meminta masakan Indonesia karena dari sisi selera, keragaman menu dan komposisi gizinya dinilai cukup baik sehingga 37 negara itu memilih menu masakan Indonesia untuk mereka konsumsi.
Ini sekadar contoh saja betapa manajemen haji Indonesia tentu di tengah berbagai kekurangan dan kelemahan yang tentu terus kita pantau, kita mensyukuri bahwa secara keseluruhan sudah baik dan bahkan diapresiasi negara lain. (nwk/nwk)
Comments
Post a Comment