Skip to main content

Keseharian Mbah Jiyem Tergantung Keponakan dan Bantuan Saudaranya

detiknews - Boyolali - Mbah Jiyem di Boyolali sepertinya sudah pasrah dengan kondisinya. Nenek 70 tahun yang telah hidup sebatang kara ini sudah enggan jika diajak pergi dari rumahnya. Untuk makan sehari-hari, dia hanya bergantung pada kebaikan hati keponakan dan sesekali saudaranya yang datang menjenguk sembari memberi bantuan ala kadarnya.

Sebagian wajah Mbah Jiyem telah mengalami kerusakan. Bahkan, hidungnya sudah hilang. Mata kanannya juga sudah kena dan tidak bisa melihat. Sedangkan yang kirinya juga mulai terganggu. Untuk bisa melihat, kelopak mata kirinya harus dibuka menggunakan jari. Sehari-hari selalu mengenakan masker muka.

Mbah Jiyem sudah pernah menjalani operasi di RSUD Pandan Arang, Boyolali. Seusai operasi, saat itu dokter menyarankan agar menjalani perawatan lanjutan dengan kemoterapi. Namun karena tidak ada yang mendampingi, Jiyem tidak melakukannya.

"Kata dokter, sakitnya sudah stadium 4," kata Pujiati, keponakan yang merawatnya sehari-hari, Kamis (19/10/2017).

Baca juga: Wajah Nenek Sebatang Kara di Boyolali Ini Digerogoti Kanker Ganas

Ketika detikcom mengunjunginya di rumahnya di Dukuh Sarimulyo RT 03 RW 01 Desa Sarimulyo, Kemusu, Boyolali, dia langsung merespon dengan tangisan. Dia mengira akan diajak pergi untuk berobat.

"Mbah Jiyem takut kalau mau dibawa kemana-mana. Dia sudah tidak mau dibawa kemana-mana. Sepertinya dia sudah pasrah gitu. Tetapi sebenarnya dia senang kalau ada yang menengok," imbuh Pujiati.

Baca juga: Wajah Digerogoti Kanker, Mbah Jiyem Bertahan dengan Obat Puskesmas

Mbah Jiyem yang sebatang kara kini tinggal sendirian di sebuah rumah kecil sederhana di belakang rumah Pujiati. Ukurannya sekitar 4 x 5 meter terbuat dari kayu dan berdinding papan. Lantainya masih tanah.

Rumah Mbah Jiyem. (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)Rumah itu disekat menjadi dua bagian. Depan untuk tempat tidur dan satu lemari terbuka. Juga ada satu bangku berisi minuman dan makanan untuk Jiyem. Selain itu juga ada satu kursi panjang.

Baca juga: Wajahnya Digerogoti Kanker, Mbah Jiyem Sering Menangis Kesakitan

Di tempat tidur dengan kasur yang tampak lusuh itu, terdapat sapu lidi untuk mengusir nyamtuk dan lalat. Juga ada makanan dalam kaleng serta radio berukuran sedang yang menjadi hiburannya setiap hari.

Mbah Jiyem yang sebatang kara itu sebenarnya masih memiliki saudara. Namun, lokasi tempat tinggalnya berjauhan. Sebagian saudaranya juga sering menjenguk dan memberi uang untuk biaya hidup. (mbr/mbr)

Comments

Popular posts from this blog

Pria yang Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Diduga Bunuh Diri

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah terjatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1 Surabaya. Pria yang identitasnya belum diketahui itu diduga bunuh diri. "Korban diduga bunuh diri," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). Bunuh diri menjadi dugaan karena tidak ada saksi mata yang mengetahui langsung pria tersebut meloncat dari lantai atas. Security TP, Budi Harianto, hanya mendengar suara benda jatuh yang ternyata adalah tubuh pria itu. Dari informasi yang dihimpun, indikasi bahwa kejadian tersebut merupakan bunuh diri adalah ditemukannya sepasang sandal di parkiran lantai 5 TP 1. Dari lokasi parkir itulah pria tersebut terjun bebas. Dan diduga sandal tersebut adalah sandal pria itu. Indikasi lainnya adalah telapak kaki pria itu berwarna putih saat ditemukan. Warna putih itu diduga adalah kapur atau cat kering. Diduga pria itu sempat memanjat tembok atau pagar di lantai atas TP 1 sebelum melakuk

Seorang Pria Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Surabaya

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah jatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1. Belum diketahui identitas pria tersebut. "Kami mendapat laporan peristiwa itu pukul 21.30 WIB," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). David mengatakan, pria tersebut terjun dari lokasi parkir yang ada di lantai 5 TP 1. Pria tersebut ditemukan dalam keadaan telentang oleh saksi yakni security TP, Budi Harianto. Budi juga yang pertama kali mendengar ada suara benda jatuh yang ternyata adalah pria itu. Tidak ada darah di tempat pria itu jatuh. Diduga pria tersebut jatuh dengan kaki terlebih dahulu menyentuh tanah. Indikasi itu terlihat dari tulang pinggul pria itu yang patah. Selain itu mata kaki kanan dan siku tangan kiri juga patah. "Kami tak menemukan identitas pada diri pria tersebut," tandas David. (iwd/bdh)

Pasangan Khofifah Diumumkan November Mendatang

detiknews - Surabaya - Calon pasangan bakal calon gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan diketahui pertengan Bulan November 2017. Sudah ada 8 nama yang salah satunya akan dipilih untuk mendampingi Khofifah. "Kita tidak boleh tergesa-gesa dan lambat. Kalau tergesa-gesa itu dari syaiton (setan) hasilnya. Tapi kalau lambat, juga tidak boleh.," jelas KH. Asep Syaifuddin Chalim kepada wartawan usai pertemuan kiai-kiai yang tergabung tim 17 di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Wonocolo, Surabaya, Kamis (19/10/2017) malam. Tim 17 malam yang diikuti KH. Sholahudin Wahid, KH. Asep Syaifuddin Chalim, KH. Hisyam Safaat, KH. Suyuti Toha, KH. Yusuf Nuris, KH. Afifudin Muhajir, KH. Mas Mansur, KH. Mutam Muchtar, KH. Yazid Karimullah, KH. Wahid Badrus, Choirul Anam, dan yang lainnya ini mengadakan pertemuan untuk menjaring 8 nama bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur untuk Khofifah. Kiai Asep merahasiakan nama delapan nama yang terdiri dari unsur birokrasi,