
Pesawat dengan 239 penumpang dan awak itu hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dan diperkirakan jatuh di sekitar Samudra Hindia.
Namun proses pencarian puing-puing pesawat yang melibatkan kerja sama internasional tidak membuahkan hasil dan hilangnya pesawat itu menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan.
Menteri Perhubungan Malaysia, Liow Tiong Lai, mengatakan usulan datang dari satu perusahaan eksplorasi laut yang bermarkas di Amerika Serikat, Ocean Infinity, satu dari perusahaan Belanda, Furgo, dan satu lagi dari perusahaan Malaysia yang tidak disebutkan namanya.
"Kami harus membahasnya dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Hal itu memerlukan waktu dan beberapa diskusi yang rinci," katanya kepada para wartawan di Kuala Lumpur, Selasa (17/10).
Proses pencarian MH370 sudah dihentikan secara resmi pada Januari 2017. (Reuters)Bahkan, tambahnya, belum ada keputusan apakah akan meneruskan pencarian atau tidak namun keluarga korban sudah mendapat informasi terbaru ini.
"Kami sudah memberi tahu NOK (next-of-kin atau keluarga terdekat) bahwa kami menerima tiga usulan perusahaan untuk meneruskan pencarian, jadi kami sekarang berunding dengan perusahaan-perusahaan itu."
Malaysia, Cina, dan Australia menghentikan upaya pencarian selama dua tahun yang sudah menghabiskan biaya US$159 juta atau sekitar Rp2,1 triliun pada Januari 2017.
Laporan-laporan menyebutkan bahwa Ocean Infinity mengajukan tawaran baru dan akan dibayar jika pesawat yang hilang itu ditemukan.
Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang pada 8 Maret 2014 dan diperkirakan melenceng sampai ribuan mil dari jalur terbang yang seharusnya dilewati sebelum jatuh dan penyebabnya hingga kini masih belum diketahui.
(ita/ita)
Comments
Post a Comment