
Dorongan untuk mengembangkan usaha singkong keju D-9, terus mendapatkan dukungan dari istrinya, Dyah. Bahkan, Dyah yang sebelumnya bekerja di pabrik mebel pun keluar dan membantu mengembangkan usaha singkong keju D-9 tersebut. Kini, selain membuka outlet di rumahnya, lambat laut juga membuka Cafe Telo D-9 yang buka mulai 09.00-21.30 WIB.
Hardadi menyebutkan, untuk memenuhi pasokan singkong tersebut ada sekitar 11 pemasok. Adapun bahan singkong tersebut diambil dari Salatiga, Wonosobo, Magelang dan Grabag.
"Pertama jelas kami memilih singkong yang berkualitas baik itu jenis singkong pendek, kentan maupun Gatotkoco," tuturnya.
Proses pembuatan singkong keju D-9 di Jalan Argo Wiyoto I Nomor 8A, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Foto: Eko SusantoAda 100 orang pekerja yang kebanyakan merupakan warga sekitar maupun para tetangganya. Ada pula karyawannya yang difabel."Ada tiga yang difabel. Mereka tidak kami beda-bedakan," kata ayah dari tiga anaknya itu.
Jerih payahnya yang dirintis dari nol tersebut, kini telah membuahkan hasil. Sebagai wujud syukurnya, kata Hardadi, pada tahun 2015 bersama kedua orangtuanya menjalankan umrah di Tanah Suci. Selain kedua orangtuanya, ia juga memberangkat salah seorang karyawannya.
"Kami tahun 2016 kembali umrah bersama seorang karyawan juga. Untuk tahun ini, ada satu orang dan tahun 2018 ada dua karyawan," katanya.
Salah seorang karyawan, Riyan (37), mengakui, jika pemiliknya orang yang baik.
"Bapak lebih banyak di bagian produksi daripada di toko. Orang baik. Kalau cafe ramai kalau Sabtu dan Minggu," kata Riyan.
Sementara itu, salah seorang pelanggan Imron (59), warga Karangayu, Semarang Barat, Kota Semarang, mengaku, jika di perjalanan menuju Salatiga sering memberi singkong keju D-9 untuk oleh-oleh.
"Kami tahu karena di daerah sini banyak yang jual, tapi di sini kok pembelinya yang banyak terus mencoba. Ternyata rasa singkong kejunya enak sekali," tutur Imron yang membeli beberapa bungkus untuk dibawa pulang. (sip/sip)
Comments
Post a Comment