
"Karena sungai sungai yang bermuara di waduk airnya berkurang. Persediaan air di waduk Malahayu sekarang ini tersisa 8 juta meter kubik lebih. Padahal daya tampungnya saat ini 32 juta meter kubik," ujar Kepala Dinas PSDA Taru Brebes, Agus Ashari, Jumat (25/8/2017).
Agus Ashari menjelaskan saat ini daya tampung waduk Malahayu sudah mulai berkurang seiring terjadinya sedimantasi.
"Padahal, dulunya, waduk ini memiliki kapasitas daya tampung sampai 47 juta meter kubik. Daya tampung semakin hari semakin berkurang karena proses sedimentasi," terangnya.
Waduk terbesar di Kabupaten Brebes ini memiliki tiga areal daerah irigasi (DI) sebanyak tiga lokasi. Masing-masing Kebuyutan, Babakan dan Jangkelok dengan luas lahan pertanian mencapai 12.378 hektar. Saat kemarau seperti sekarang, debit air waduk ini 3.000 meter kubik per detik. Jika setiap hari dialirkan maka akan habis dalam waktu kurang dari satu bulan.
Untuk menjaga ketersediaan air hingga datang musim hujan pada Desember mendatang, Dinas PSDA Taru menerapkan sistem bergilir, yakni 4 hari mengalir dan 6 hari ditutup alirannya.
"Dengan bergiliran ini, diperhitungkan bisa menyimpan cadangan irigasi hingga bulan Desember nanti," paparnya.
Selain Malahayu, ada lagi waduk yang berada di wilayah Kabupaten Brebes, yaitu Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan. Berbeda dengan waduk Malahayu, waduk Penjalin ini volume air yang menyusut tidak terlalu drastis. Dari kapasitas daya tampung waduk sebanyak 9 juta meter kubik, kini tersisa 7.335.000 meter kubik.
Minimnya penyusutan di waduk ini karena areal pertanian di wilayah Brebes bagian selatan termasuk Paguyangan termasuk daerah surplus air. Meski berada di wilayah selatan, air waduk Penjalin ini sesekali dialirkan ke wilayah tengah dan utara atau wilayah daerah irigasi Pemali.
Jika di wilayah Pemali baik pantura dan tengah membutuhkan tambahan irigasi karena kekurangan air, maka waduk Penjalin ini dibuka dan akan ditampung di bendung Notog.
Sebagai tempat penampungan air, Bendung Notog ini selain menerima air dari Waduk Penjalin juga mendapat kiriman dari Sungai Pemali. Saat musim kemarau, suplai air yang masuk juga mengalami penurunan. Saat ini volume di bendung Notog hanya tersisa 32 ribu meter kubik.
Bendungan Notog ini memiliki areal daerah irigsi Pemali kanan, Pemali kiri dan Pemali tengah. Pemali kanan meiputi wilayah kawasan pertanian Brebes kota dan sekitarnya. Untuk wilayah Ketanggungan dan Cimohong masuk dalam daerah irigasi Pemali kiri. Sedangkan Pemali tengah, mengairi sawah di wilayah Wanasari hingga Bulakamba.
Menyikapi berkurangnya ketersediaan air, Agus Menyatakan, Pemkab membuat kesepakatan dengan petani dan memberitahukan tentang pembagian air secara bergilir. Karena dalam kondisi stok air yang minim tidak mungkin akan dialirkan secara terus menerus ke sawah petani.
"(Cadangan air) Ini tidak akan bertahan lama karena akan habis," pungkas Agus Ashari. (sip/sip)
Comments
Post a Comment