
Situs yang menjadi perhatian banyak kalangan karena sangat berbahaya mempengaruhi adalah situs-situs terorisme. Banyak kalangan belajar aksi terorisme hanya melalui situs-situs yang ada.
Tetapi yang tidak kalah marak adalah situs-situs pornografi. Meski sudah banyak yang ditutup, nyatanya masih banyak yang bisa dan mudah mengaksesnya. Sebenarnya lebih berbahaya mana dampaknya, situs terorisme atau situs porno.
"Semuanya bahaya (situs porno dengan situs terorisme)," kata kata Sekretaris utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorsime (BNPT) Mayjend TNI R. Gautama Wiranegara di Akademi Angkatan Udara (AAU), Rabu (18/10/2017).
Menurutnya korupsi yang ditangani KPK bahaya, narkoba yang ditangani oleh BNN juga bahaya. Demikian pula dengan kasus terorisme juga berbahaya.
"Hanya saja kalau KPK kan musuhnya ngumpet-ngumpet, baru dicari. BNN kan juga musuhnya dikejar. Nah kalau terorisme, musuhnya itu ngejar kita juga, kita ancem, dia ngancem juga," katanya.
Untuk mencegah penyebaran paham radikalisme atau terorisme, BNPT bekerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya, BNPT menggandeng AAU.
Menurutnya penyebaran paham radikalisme ini menyasar banyak kalangan termasuk militer. BNPT mulai membangun kerjasama dengan 32 kementerian dan lembaga termasuk TNI, kepolisian, BIN untuk bersama mengatasi terorisme.
"Ini untuk mencegah aksi terorisme sesuai tupoksi maisng-masing. Kita dari hulu sampai hilir, begitu sebaliknya," kata Gautama.
Menurutnya, untuk dilingkungan militer bibit-bibit terorisme tidak ada. Prajurit TNI sejak dilahirkan tidak akan mudah terpengaruh untuk hal-hal perubahan ideologi. Pelatihan-pelatihan dilakukan bersama baik dengan TNI dan Polri untuk mencegah aksi terorisme.
"Untuk saat ini di lingkungan militer tidak ada. Pernah ada kejadian di Aceh yang lulusan STPDN, tapi sekarang sudah keluar dan sudah bersama kita dan sudah mengeluarkan testimoninya dan sangat bermanfaat," katanya. (bgs/bgs)
Comments
Post a Comment