Skip to main content

Takut Perparah Penderitaan Rohingya, AS Hati-hati Soal Sanksi Myanmar

detiknews - detiknews Washington - Pemerintah Amerika Serikat saat ini tengah mempertimbangkan sanksi-sanksi terhadap pemerintah Myanmar dan penghentian sementara bantuan AS. Itu termasuk di antara berbagai opsi yang sedang dipertimbangkan untuk menekan pemerintah Myanmar agar menghentikan kekerasan terhadap warga muslim Rohingya.

Pejabat-pejabat AS menekankan, mereka harus berhati-hati agar tidak semakin memperparah krisis.

"Kita tidak ingin mengambil tindakan yang memperparah penderitaan mereka (warga Rohingya). Ada risiko itu dalam lingkungan yang rumit ini," kata Deputi Wakil Menteri Luar Negeri AS Patrick Murphy di depan Komisi Urusan Luar Negeri House of Representatives (DPR) AS seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/10/2017).

Ratusan ribu warga Rohingya telah meninggalkan Rakhine, Myanmar sejak militer negeri itu melancarkan operasi besar-besaran menyusul serangan kelompok militan Rohingya pada 25 Agustus lalu. PBB telah mengecam operasi militer Myanmar yang diduga sarat kekerasan, bahkan disebut sebagai pembersihan etnis itu.

Pemerintah Myanmar membantah tuduhan pembersihan etnis dan bersikeras bahwa operasi militer diperlukan untuk memerangi para teroris yang menewaskan warga sipil.

Banyak anggota parlemen AS mendukung adanya respons AS yang tegas atas krisis Rohingya, dan mengkritik pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi yang tidak berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan terhadap Rohingya.

Ketua Komisi Urusan Luar Negeri, Ed Royce mengatakan, statemen Suu Kyi belum lama ini yang membantah militer melakukan operasi pembersihan adalah salah. "Mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman ini harus diadili. Dia (Suu Kyi) dan jenderal-jenderal militer harus bangkit atas tantangan ini. Ini pembersihan etnis," tutur Royce.

Pejabat-pejabat Komisi Urusan Luar Negeri lainnya menyerukan pemerintah Myanmar untuk memberikan akses bagi para pengawas PBB ke negara bagian Rakhine.

"Kita duduk di sini dengan baju putih dan setelan jas kita dan orang-orang tersebut dibantai dan diusir dari negara mereka," cetus anggota DPR dari partai Republik, Scott Perry. "Seseorang perlu mengambil tindakan," imbuhnya.

(ita/ita)

Comments

Popular posts from this blog

Seorang Pria Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Surabaya

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah jatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1. Belum diketahui identitas pria tersebut. "Kami mendapat laporan peristiwa itu pukul 21.30 WIB," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). David mengatakan, pria tersebut terjun dari lokasi parkir yang ada di lantai 5 TP 1. Pria tersebut ditemukan dalam keadaan telentang oleh saksi yakni security TP, Budi Harianto. Budi juga yang pertama kali mendengar ada suara benda jatuh yang ternyata adalah pria itu. Tidak ada darah di tempat pria itu jatuh. Diduga pria tersebut jatuh dengan kaki terlebih dahulu menyentuh tanah. Indikasi itu terlihat dari tulang pinggul pria itu yang patah. Selain itu mata kaki kanan dan siku tangan kiri juga patah. "Kami tak menemukan identitas pada diri pria tersebut," tandas David. (iwd/bdh)

Kebakaran Hutan Tewaskan 41 Orang, Mendagri Portugal Mundur

detiknews - Lisbon - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Portugal, Constanca Urbano de Sousa, mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini terkait kebakaran hutan yang melanda wilayah Portugal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebakaran hutan terbaru yang menewaskan 41 orang. Seperti dilansir Reuters, Rabu (18/10/2017), ratusan titik api muncul di wilayah Portugal bagian utara dan tengah sejak Minggu (15/10) lalu. Sedikitnya 41 orang tewas akibat kebakaran hutan dahsyat yang terjadi setelah Portugal dilanda musim panas paling kering dalam 90 tahun terakhir. Kebakaran meluas dengan cepat karena adanya angin kencang dari Atlantik yang dibawa Badai Ophelia yang menerjang wilayah Inggris dan Irlandia, yang berada di utara Portugal. Petugas pemadam kebakaran kewalahan dalam memadamkan kobaran api. Demikian juga dengan petugas penyelamat yang berjibaku mengevakuasi warga. Pada Juni lalu, kebakaran hutan yang melanda Portugal menewaskan 64 orang. Jika ditotal, seti...

Sambut HUT ke-72 RI, GOW Surabaya Lomba Buat Tumpeng Polo Pendem

detiknews - Surabaya - Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Surabaya menggelar beragam perlombaan dalam rangka memperingati HUT ke 72 Republik Indonesia. Diantaranya, menyusun tumpeng dari polo pendem, hingga lomba makeup tanpa kaca rias. "Kegiatan ini selain untuk menyemarakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 72 tahun. Juga untuk menjalin kekompakkan sesama anggota GOW yang bersal dari organisasi wanita lintas keprofesian," kata Ketua GOW Surabaya Asrilia Kurniati di lokasi acara di gedung Wanita, Kalibokor, Surabaya, Selasa (15/8/2017). Istri anggota DPR RI Bambang Haryo ini menerangkan, ada beragam perlombaa untuk anggota GOW. Seperti lomba menyusun tumpeng dari polo pendem-makanan tradisional Jawa yang diambil dari dalam tanah seperti, ketela pohon, ketela rambat (telo), talas (mbote), bentol, kacang tanah. "Ini juga salah satu bentuk promosi dan sosialisasi makanan alternatif selain beras kepada remaja-remaja Indonesia, yang kini lebih ...