
Dituturkan penyidik kejahatan perang PBB, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/9/2017), sebuah pesawat tempur pemerintah Suriah dipastikan menjatuhkan gas sarin ke Khan Sheikhoun yang ada di Provinsi Idlib pada April lalu. Serangan kimia itu menewaskan 88 orang termasuk 31 anak-anak. Sarin merupakan agen saraf tanpa bau yang dikategorikan sebagai senjata pemusnah massal oleh PBB.
"Pasukan pemerintah (Suriah) terus melanjutkan pola penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil di area-area yang dikuasai oposisi. Dalam insiden paling fatal, Angkatan Udara menggunakan sarin di Khan Sheikhoun, Idlib, menewaskan puluhan orang, yang kebanyakan wanita dan anak-anak," demikian bunyi penggalan laporan dari Komisi PBB untuk Penyelidikan Suriah itu.
Dalam laporannya ini, PBB menyebut serangan di Khan Sheikhoun sebagai kejahatan perang.
Laporan ini disebut sebagai temuan paling konklusif dari serangkaian penyelidikan PBB atas serangan senjata kimia dalam konflik Suriah. Penyidik PBB mewawancarai 43 saksi mata, korban dan petugas tanggap darurat terkait serangan-serangan kimia di Suriah. Citra satelit, foto puing bom dan laporan peringatan awal juga dianalisis.Dalam laporan yang merupakan laporan ke-14 sejak tahun 2011, penyidik PBB menyatakan pihaknya telah mencatat seluruh 33 serangan senjata kimia sepanjang konflik Suriah. Dari jumlah itu, sebanyak 27 serangan kimia didalangi oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad antara 1 Maret hingga 7 Juli lalu. Untuk enam serangan kimia lainnya, penyidik PBB belum bisa mengidentifikasi pelakunya.
Rezim Assad berulang kali menyangkal tudingan militernya menggunakan senjata kimia. Dalam pernyataannya, pemerintah Suriah menyebut serangan di Khan Sheikhoun mengenai depot senjata yang dikuasai kelompok pemberontak. Klaim itu dibantah oleh penyidik PBB.
Serangan kimia di Khan Sheikhoun itu membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan udara ke pangkalan militer Suriah. Serangan yang dilakukan dari kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania itu, menjadi serangan udara langsung pertama AS ke Suriah.
Penyelidikan terpisah yang dilakukan PBB dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) terkait serangan kimia di Suriah, baru akan dirilis laporannya pada Oktober mendatang.Selain membahas soal serangan kimia, laporan PBB ini juga menyinggung soal serangan udara militer Amerika Serikat (AS) terhadap sebuah masjid di desa Al-Jina di pinggiran kota Aleppo pada Maret lalu. Serangan itu diketahui menewaskan 38 warga Suriah termasuk anak-anak. Laporan PBB menyebut AS gagal mengambil langkah pencegahan untuk tidak melanggar hukum internasional dalam serangan itu.
(nvc/nvc)
Comments
Post a Comment