Skip to main content

Begini Awal Mula Serangan Besar-besaran Militan Rohingya di Rakhine

detiknews - Yangon - Semuanya berawal pada 24 Agustus, saat mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menyelesaikan penyelidikan terhadap konflik di Rakhine, Myanmar, yang berlangsung setahun terakhir. Kofi Annan memperingatkan, reaksi militer berlebihan terhadap praktik kekerasan yang terjadi, hanya akan memperburuk konflik antara pengungsi Rohingya dengan pasukan militer Myanmar.

Sekitar tiga jam kemudian, atau sesaat setelah pukul 20.00 waktu setempat, pemimpin militan Rohingya atau ARSA, Ata Ullah, mengirimkan pesan ke para pendukungnya. Isi pesan itu meminta para pendukungnya bergerak ke kawasan pegunungan terpencil Mayu dengan membawa benda logam sebagai senjata.

Sesaat setelah tengah malam, di lokasi berjarak 600 kilometer dari Yangon -- kota terbesar di Myanmar, para pendukung militan Rohingya yang terdiri dari berbagai macam orang itu menyerang 30 pos kepolisian dan sebuah pangkalan militer. Mereka membawa pisau, tongkat dan bom rakitan.

"Jika 200 atau 300 orang maju, 50 orang akan tewas. Insya Allah, sisanya 150 orang bisa membunuh mereka dengan pisau," ucap Ata Ullah dalam pesan suara kepada para pendukungnya seperti dilansir Reuters, Kamis (7/9/2017). Pesan suara itu disebarluaskan melalui aplikasi chat ponsel dan Reuters telah mendengarkannya langsung.

Gelombang serangan dari pendukung militan Rohingya dimulai sekitar pukul 01.00 waktu setempat, hingga matahari terbit pada 25 Agustus. Sebagian besar serangan terjadi di wilayah Maungdaw, Rakhine, tempat Ata Ullah melancarkan tiga serangan pada Oktober 2016.

Jika dihitung, titik serangan paling utara dengan titik serangan paling selatan mencapai 100 kilometer panjangnya. Militan Rohingya juga menyerang bagian utara kota Buthidaung, yang menjadi lokasi salah satu pangkalan militer Myanmar.

"Kami terkejut mereka mampu menyerang area geografis seluas itu -- serangan itu mengguncang seluruh kawasan," ucap salah satu sumber militer Myanmar. Sedikitnya 13 personel pasukan keamanan Myanmar tewas dalam serangan itu.

Penyerangan oleh militan Rohingya pada 25 Agustus itu tercatat sebagai yang terbesar. Saat kelompok ini pertama kali muncul pada Oktober 2016, mereka hanya menyerang tiga pos perbatasan dengan melibatkan 400 militan. Militer Myanmar memperkirakan ada sekitar 6.500 militan yang terlibat dalam serangan 25 Agustus.

Kemampuan militan Rohingya untuk melakukan serangan lebih besar ini mengindikasikan banyak pria-pria muda Rohingya yang tertarik mendukung mereka. Jumlah dukungan terhadap Rohingya disinyalir meningkat drastis setelah konflik pecah di Rakhine pada Oktober 2016 lalu.

Dalam beberapa bulan terakhir, militan Rohingya berusaha menghentikan aliran informasi soal aktivitas mereka kepada otoritas Myanmar. Bahkan dilaporkan mereka tega membunuh warga muslim Rohingya yang dianggap membocorkan informasi ke otoritas Myanmar.

(nvc/ita)

Comments

Popular posts from this blog

Seorang Pria Jatuh dari Lantai 5 Tunjungan Plaza 1 Surabaya

detiknews - Surabaya - Seorang pria tewas setelah jatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza (TP) 1. Belum diketahui identitas pria tersebut. "Kami mendapat laporan peristiwa itu pukul 21.30 WIB," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/10/2017). David mengatakan, pria tersebut terjun dari lokasi parkir yang ada di lantai 5 TP 1. Pria tersebut ditemukan dalam keadaan telentang oleh saksi yakni security TP, Budi Harianto. Budi juga yang pertama kali mendengar ada suara benda jatuh yang ternyata adalah pria itu. Tidak ada darah di tempat pria itu jatuh. Diduga pria tersebut jatuh dengan kaki terlebih dahulu menyentuh tanah. Indikasi itu terlihat dari tulang pinggul pria itu yang patah. Selain itu mata kaki kanan dan siku tangan kiri juga patah. "Kami tak menemukan identitas pada diri pria tersebut," tandas David. (iwd/bdh)

Kebakaran Hutan Tewaskan 41 Orang, Mendagri Portugal Mundur

detiknews - Lisbon - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Portugal, Constanca Urbano de Sousa, mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini terkait kebakaran hutan yang melanda wilayah Portugal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebakaran hutan terbaru yang menewaskan 41 orang. Seperti dilansir Reuters, Rabu (18/10/2017), ratusan titik api muncul di wilayah Portugal bagian utara dan tengah sejak Minggu (15/10) lalu. Sedikitnya 41 orang tewas akibat kebakaran hutan dahsyat yang terjadi setelah Portugal dilanda musim panas paling kering dalam 90 tahun terakhir. Kebakaran meluas dengan cepat karena adanya angin kencang dari Atlantik yang dibawa Badai Ophelia yang menerjang wilayah Inggris dan Irlandia, yang berada di utara Portugal. Petugas pemadam kebakaran kewalahan dalam memadamkan kobaran api. Demikian juga dengan petugas penyelamat yang berjibaku mengevakuasi warga. Pada Juni lalu, kebakaran hutan yang melanda Portugal menewaskan 64 orang. Jika ditotal, seti...

Sambut HUT ke-72 RI, GOW Surabaya Lomba Buat Tumpeng Polo Pendem

detiknews - Surabaya - Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Surabaya menggelar beragam perlombaan dalam rangka memperingati HUT ke 72 Republik Indonesia. Diantaranya, menyusun tumpeng dari polo pendem, hingga lomba makeup tanpa kaca rias. "Kegiatan ini selain untuk menyemarakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 72 tahun. Juga untuk menjalin kekompakkan sesama anggota GOW yang bersal dari organisasi wanita lintas keprofesian," kata Ketua GOW Surabaya Asrilia Kurniati di lokasi acara di gedung Wanita, Kalibokor, Surabaya, Selasa (15/8/2017). Istri anggota DPR RI Bambang Haryo ini menerangkan, ada beragam perlombaa untuk anggota GOW. Seperti lomba menyusun tumpeng dari polo pendem-makanan tradisional Jawa yang diambil dari dalam tanah seperti, ketela pohon, ketela rambat (telo), talas (mbote), bentol, kacang tanah. "Ini juga salah satu bentuk promosi dan sosialisasi makanan alternatif selain beras kepada remaja-remaja Indonesia, yang kini lebih ...