
"Saat ini kita sedang krisis guru, khususnya guru agama Islam yang terjadi disekolah negeri mauoun swasta," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf usai menerima Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Jawa Timur, di ruang wagub di kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Rabu (9/8/2017).
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul menerangkan, salah satu penyebab menurunya jumlah guru agama di Jatim, karena adanya penundaan rekruitmen guru agama dari pemerintah pusat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini.
"Disisi lain, setiap tahun ada sekitar seribu guru agama yang pensiun. Kondisi ini menimbulkan permasalahan di sekolah-sekolah. Ada sekolah yang merekrut guru tidak tetap (GTT) yang belum tentu punya sertifikat. Artinya belum tentu punya kompetensi mengajar," terangnya.
Selain permasalahan tersebut, juga ada permasalahan lainnya di sekolah-sekolah. Meskipun punya sertifikat, tapi belum mendapatkan hak-haknya dengan benar.
"Padahal guru tersebut sudah lama mengabdi di sekolah," ujarnya.
Wagub mengatakan, pihaknya akan mencarikan solusi sistematis bagi permasalahan guru.
Sebagai langkah awal, Gus Ipul meminta AGPAII Jatim melampirkan data-data jumlah guru yang lebih kongkrit diantaranya, guru yang sudah tersertifikasi dan yang belum.
"Data tersebut akan digunakan sebagai landasan baginya untuk membuat kebijakan bagi permasalahan guru," katanya.
Setelah dipastikan datanya, kemudian akan dipilah-pilah, mana yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
"Dengan begitu, intervensi yang kita lakukan tidak menyalahi aturan," jelasnya.
Selain itu, akan mengundang dari pihak Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian PAN RB.
"Intinya, kita berharap, kehadiran guru agama yang berkualitas dan berkompeten itu sangat penting, dalam rangka pendidikan karakter generasi penerus bangsa. Tapi, kesejahteraan guru juga harus terpenuhi," tandasnya.
Ketuq AGPAII Jatim Achmad Ghozali mengatakan, program yang mendesak adalah pengangkatan guru agama. Karena ada yang sudah mengabdi sampai 25 tahun, tapi statusnya tetap GTT.
"Kita berharap ada pengangkatan GTT menjadi guru tetap," jelas Ghozali.
Dalam pertemuan tersebut juga hadir Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendis Kementerian Agama, Dr Imam Syafii.
Katanya, guna mengatasi krisis guru agama, pihaknya sudah mengirimkan surat ke ke MenPAN RB serta Menteri Dalam Negeri, guna segera melakukan rekruitmen guru agama.
"Dan secara nasional, masih dibutuhkan sekitar 21 guru agama," ujarnya. (roi/bdh)
Comments
Post a Comment